Merangkai Kebaikan di Media Sosial
Pertumbuhan media konvensional ke digital semakin pesat. Berbanding lurus dengan banyaknya tangan-tangan kreatifitas untuk ikut andil ke dalam media tersebut. Media inilah menjadi ruang penghilang rasa jenuh mereka ketika pandemi. Menyalurkan ke hal yang positif memanfaatkan media sosial sebagai wadah penyaluran kreativitas.Tangan kreatif yang disebut itu ialah tangan seorang content creator. Berbagai Video, foto, dan desain menarik yang bermunculan di instagram, facebook, dan media sosial kalian. Ya, mereka yang membuat seorang content creator.
Secara sederhana, content creator bisa diartikan sebagai orang yang membuat konten. Konten yang mereka buat disebar ke berbagai platform media sosial yang tersedia, seperti YouTube, Instagram, atau Facebook. Namun menjadi seorang content creator bukan sekedar menciptakan konten semata. Bukan seperti membuat secangkir teh untuk semua orang. Bukan juga memberikan kutipan cantik menggunakan platform canva dan mempostingnya di Instagram. Faktanya, seorang content creator sebagai aktivitas seni.
Tidak hanya mengandalkan otak kanan saja. Membutuhkan percampuran aktivitas antara otak kanan dan otak kiri. Dengan kata lain kalian harus bisa terorganisir, kreatif, analitis, asosiatif, disiplin, dan beragam. Meskipun tidak semudah yang kita bayangkan untuk menjadi seorang content creator. Namun, hal tersebut menjadi sebuah kesempatan bagi seorang muslim. Kesempatan untuk berdakwah. Kesempatan yang bukan datang untuk kedua kalinya, tetapi datang untuk orang yang selalu berjuang. Dan itu sudah dibuktikan sekarang.
Banyak sekali content creator islam bermunculan. Memiliki visi dan misi yang berbeda dengan content creator yang lainnya. Mereka membuat karya tidak untuk mengejar like dan comment postingan. Semua, semata-mata mereka lakukan untuk Allah, dari Allah, dan hanya karena Allah. Insya Allah. Dari konten video. Bermunculan video pengajian ustaz Adi Hidayat, Abdul Somad, Hanan Attaki, dan lain sebagainya. Dalam industri perfilman, ada film ketika cinta bertasbih, film sang kiai, film hafalan shalat delisa, dan lain-lain. Sekaligus film islam yang sempat menjadi kontra yaitu the santri yang diperankan oleh Wirda Yusuf Mansur dan Gus Azmi yang pada akhirnya tidak ditayangkan.
Film terpopuler Khilafah Nusantara, film dokumenter perjalanan seorang khilafah masuk ke Indonesia menyebarkan agama Islam. Tidak ketinggalan web series islam juga banyak ditayangkan di dunia youtube. Web series dari channel teladan cinema disutradarai oleh Kang Abay. tidak tertinggal lainnya seperti di channel youtube B3E Production, film maker muslim, Hijab Alila, dan lain-lain. Dalam dunia grafis banyak sekali posterposter bertebaran untuk kebaikan. Seperti di instagram username @kartun.muslimah, @dakwahkreatifcommunity. Illustrator muslim juga berkiprah dalam dunia muslim @dakwah_motion, @banggaber, @abun_nada dan masih banyak lagi.
“Jadilah rangkaian kebaikan di dalam kehidupan kita. Semoga Allah dan rasul mengakui kita menjadi umat islam yang baik dunia dan akhirat-Nya lewat postingan dakwah di media sosial. Jangan lupa untuk memperhatikan sosial realita meskipun kita aktif di media sosial. Sadarilah media dakwah sesungguhnya adalah tempat dimana kita berada. Dan dalam kondisi apapun berdakwah lakukanlah sesuai kemampuan dan keilmuan kita. Wallahu a'lam bish-shawab ”, papar seorang konten kreator Fuad Bakh. Jadi, sudah siapkah kalian merangkai kebaikan untuk bisa diakui sebagai umat islam yang baik? Insya
Allah, semua atas seizin-Nya.